SEGERA TERBIT
BUKU ______________________________________________________________________
MEMBEDAH
ISI KOTBAH
Merekonstruksi
Materi Kotbah Berdasarkan
Study Eksposisi Alkitab dan Eksegesa Praktis
Study Eksposisi Alkitab dan Eksegesa Praktis
By.Marvel M.Rawung
__________________________________________________________________________________
“Awasilah dirimu sendiri dan
awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan
menyelamatkan dirimu dan
semua orang yang mendengar engkau”
(1Timotius 4:16).
_________________________________________________________________________________
Prakata
Mencermati trend isi kotbah yang tidak memberitakan amanat teks dan kencederungannya bersifat ‘eisegesis’ dan ‘hiper-alegoris’ dapat dikategorikan sebagai tindakan destruktif (bersifat merusak) atau subversif (meruntuhkan) terhadap tatanan nilai hermeneutika (ilmu tafsir) dan tujuan homiletika (ilmu kotbah) yang sejatinya sebagai instrument untuk menolong Pengkotbah dalam mewartakan kebenaran esensial atau kebenaran seutuhnya. Disisi audience (jemaat) berpotensi menimbulkan interpretasi serta konklusi keliru, yang pada gilirannya di tahap aplikasi berakibat dilematis bagi tindakan iman, dan tentu saja menghambat pertumbuhan kedewasaan rohani mereka.
Mengkritisi fenomena tersebut, menurut
penulis perlu dilakukan semacam ‘Bedah Isi Kotbah’ (baca: mengungkap kembali)
dan direkonstruksi lagi (penyusunan ulang) dengan materi kotbah yang
berdasarkan study eksposisi Alkitab dan
eksegesa praktis. Tidak mudah membedah isi kotbah karena lebih bersifat
lisan (visual) atau bahasa verbal, dibandingkan membedah buku
atau yang
dikenal dengan resensi buku (a book
review) yang pengkajiannya secara tertulis. Akan tetapi, bukan berarti isi
kotbah yang disampaikan secara lisan atau visual tidak bisa dikritisi. Tentu
saja alasan dasar mengkritisi isi kotbah bukan untuk membuka ‘perang logika’ dengan
hamba Tuhan, namun sebagai upaya
memberikan sumbangsih pemikiran yang diharapakan menolong hamba Tuhan dalam
mempersiapkan materi kotbah dengan baik, dan dapat mempreposisikan esensi
kebenaran sesuai pedoman Alkitab. Sebab legitimasi terhadap isi kotbah yang tidak sesuai
dengan hakikat kebenaran alkitabiah adalah dosa dihadapan Tuhan dan jemaat.
Itu sebabnya, tanpa bermaksud merendahkan
martabat hamba Tuhan yang berkotbah atau mendiskreditkan kredibilitas
pelayanannya, tulisan ini bertujuan sebagai masukan untuk mempertegas
tanggungjawab Pengkotbah dalam menyampaikan Firman Tuhan. Hal ini penting agar
Pengkotbah tetap “awas” terhadap
ajarannya sebagaimana ditegaskan dalam 1 Timotius 4:16, belajar lebih dalam memahami nats ayat atau teks dengan
benar dan menyajikannya sesuai arti
esensinya, dan sebagai filter bagi tafsiran
yang dipaksakan menurut subyektifitasnya, melainkan berlandaskan obyektivitas
kebenaran alkitabiah. Mengingat bahwa Pengkotbah dalam hal ini: Gembala Sidang
atau Pelayan Tuhan, Pemimpin Sel Group, serta Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi
(STT) memiliki tanggung jawab iman, mental, moral, spiritual dan intelektual
dihadapan Tuhan dan jemaat pada waktu menyampaikan Firman Tuhan, maka tanggung
jawab ini penting untuk terus diingat dan didengungkan dalam hati. Sebab isi ajaran yang dikotbahkan memberikan dampak signifikan terhadap jemaat
yang .mendengarnya, apakah ajaran itu benar atau salah. Seperti apa ‘isi
ajaran’ yang dikotbahkan atau dikomunikasikan,
maka seperti itu pula nantinya akan
mengisi pemahaman atau pola pikir (paradigma) jemaat sebagai pijakan bagi
pembentukan respon, kualitas sikap dan perilaku mereka sehari-hari. Dengan
demikian jemaat dapat mencapai tujuan memamahi Alkitab secara utuh dan
mengaplikasikan Firman Tuhan dengan benar dalam konteks masa kini, sangat bergantung
dari isi kotbahnya.
Atas alasan itulah, penulis
merasa terbeban untuk membagikan buah pikiran dalam tulisan “Membedah Isi Kotbah: Merekonstruksi Materi
Kotbah Berdasarkan Study Eksposisi Alkitab dan Eksegesa Praktis” yang diharapkan bisa menjadi salah satu
referensi bagi para Pengkotbah, sebagai
tambahan khasanah pengetahuan dan pendalaman menggali materi kotbah, sehingga
menjadi ‘konsumsi layak’ dan ‘bergizi’ atau menjadi ‘rhema’ dan berkat bagi
jemaat yang dilayani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar