Senin, 16 Desember 2013





PENYEMBAHAN SEJATI
(Perspektif Natal)

Matius 2:2, “Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.”
Moment kelahiran Yesus Kristus  atau yang disebut Natal, sangat special bagi orang percaya di seluruh dunia. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut hari bahagia ini, namun sangat disayangkan bila keindahan Natal hanya sekedar diisi dengan kesenangan belaka.
Beberapa orang Majus dari Timur  sangat yakin bahwa ada Raja yang lahir di dunia. Kerinduan besar untuk berjumpa dengan Sang Raja dan ingin menyembah-Nya, terlihat  jelas dari pengorbanan waktu yang mereka sediakan.  Secara teologis, sikap hati  seperti ini  tentunya tidak lazim bagi orang yang belum mengenal Tuhan, namun adalah sebuah keajaiban yang Tuhan nyatakan kepada mereka mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus , sekaligus menyatakan benar bahwa Juruselamat dunia telah lahir sesuai dengan nubuatan para Nabi yang tercatat dalam Alkitab. Respon berbeda nampak dari para ahli Taurat dan Pemuka Agama yang walaupun memahami  nubuatan kedatangan Mesias atau kelahiran Yesus Kristus di Betlehem, tetapi tidak ada inisiatif untuk menyembah-Nya. Sebaliknya, Herodes menyatakan ingin menyembah Yesus tetapi di dalam hatinya penuh kepura-puraan dan kejahatan terencana.
Peristiwa tersebut seharusnya mencelikkan mata hati kita dan memberikan pelajaran penting dimasa kini, bagaimana seharusnya sikap  yang tepat dan benar dalam menyambut Natal Yesus Kristus. Natal berhubungan dengan sikap hati menyembah Tuhan yang dilakukan selama nafas hidup masih berhembus, artinya penyembahan kepada Yesus Kristus tidak terbatas, dan ini harus menjadi gaya hidup kita setiap saat. Penyembahan berbicara keintiman dengan Tuhan, pembenahan diri atau koreksi diri, ketundukan diri, penaklukkan sikap egoisme dan menumbuhkan semangat kerendahan hati, dan totalias hidup dan apa yang dilakukan adalah semata-mata hanya pemuliaan Raja segala raja yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Mari kita sambut Natal Yesus Kristus dengan gairah penyembahan sejati. Penyembahan anda kepada Yesus Kristus menentukan makna Natal sesungguhnya di hidup yang anda jalani hari ini dan esok. True Worshippers Christmas!



 


^^^^^^^



EUFORIA TAHUN BARU
(Pemaknaan Pergantian Tahun dengan Benar)
_____________________________________________________________________________________
1 Tawarikh 20:1, “Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Yoab membawa keluar bala tentaranya, lalu ia memusnahkan negeri bani Amon, kemudian ia maju dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.”
___________________________________________________________________________________________
Tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari  karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia (Wikipedia bahasa Indonesia).
Euforia pergantian tahun ditandai dengan pesta kembang api,  trek-trekan kendaraan bermotor, dugem, pesta pora. Euforia lain terlihat karena di mall-mall memberikan diskon hingga 70% bagi mereka yang berbelanja tepat pada pk.12.00 malam. Namun, situasi ini hanya berlaku satu malam saja, namun belum tentu besok seperti itu!
Masa pergantian tahun atau tahun baru  bagi Israel  di era pemerintahan raja Daud, ditandai dengan ‘perang’ sebagaimana yang tercatat dalam 1 Tawarikh 20:1-8.  Belum sampai menikmati euforia kemenangan  di Yerusalem, mereka harus bertempur lagi melawan orang Filistin di Gat yang tentaranya  keturunan raksasa. Bahkan di pasal 21  menunjukkan bentuk pertempuran ‘roh’ dimana Iblis bangkit melawan orang Israel.  Dari sekian tanda-tanda yang diperlihatkan pada pergantian tahun, mengingatkan kita agar tetap waspada, sebab ada banyak tantangan dan rintangan lebih besar  yang akan kita hadapi di depan.
Jangan terlena dengan euforia sesaat, namun alangkah bijaksananya anda ketika hari ini menghimpun kekuatan iman,mental,spiritual dan intelektual yang baik, terutama semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, agar ke depan anda siap menerobosi tantangan dan rintangan sebesar apapun itu, termasuk kekuatan Iblis.  Percayalah, anda diciptakan sebagai  PEMENANG!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar