MENCARI TUHAN ADALAH SOLUSI
BAGI PERSOALAN HIDUP KITA
NATS MAZMUR 34:11
”Respon
dan sikap yang tepat dalam pengambilan keputusan akan sangat menentukan solusi pemecahan
masalah-masalah kehidupan”
Ada seorang oma kelihatan sibuk mencari sesuatu, mulai dari
ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dan sampai di dapur, tapi nampaknya yang
dicari belum ketemu juga. Cucunya memperhatikan tingkah sang oma sebenarnya
lagi ngapain kok sibuk banget...lalu cucunya bertanya kepada omanya: ”Oma...lagi
nyari apa sih?” Omanyapun menjawab:”Oma
lagi nyari kacamatanya Oma, ngak tahu dimana! Cucunya, tertawa geli dan
berkata: ”Oma...oma, kacamatanya oma itu masih terpasang di kepalanya Oma!” Si oma memegang kepalanya: ”O iya...ya, kacama Oma ternyata ada disini!!!”
Manusia
tidak lepas dari aktivitas mencari, karena sesungguhnya hidup ini adalah sebuah
pencarian: mencari makna/arti hidup, mencari kedamaian dan kebahagiaan hidup,
mencari solusi hidup, dsb. Kata ’mencari’ dalam teks ayat di atas, memberikan
penekanan yang sangat kuat terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh
seseorang. Ketika seseorang memutuskan untuk ’mencari’sesuatu, maka tentunya
yang dicari adalah bagian yang penting, berharga, bernilai dan sangat dibutuhkan.
Tidak ada dalam kamus kehidupan bahwa ketika seseorang memutuskan untuk mencari
sesuatu, namun ia tahu bahwa yang ia cari adalah hal yang tidak penting , tidak
bernilai, tidak dibutuhkan. Saya juga tidak pernah menemukan bahwa ketika
seseorang memutuskan untuk ’mencari’ sesuatu, tetapi ia tidak tahu apa yang
akan dicari. Setahu saya adalah
ketika seseorang memutuskan untuk
mencari sesuatu, karena ia tahu dan sangat menyadari bahwa apa yang ia cari itu
penting, bernilai atau berharga dan sangat dibutuhkannya.
PEMBAHASAN
Sebelum membahas makna atau arti kata ”Mencari
Tuhan”, ada kalimat yang ditegaskan Dalam Mazmur 34:11 yang sangat terkait
dengan pengalaman hidup Daud dan problematika yang dihadapinya, yaitu pada
kalimat: ”singa-singa muda merana kelaparan...”
Kata ’singa-singa muda’ perlambang kekuatan, kegagahan, kekuasaan seorang
muda. Kata ini dimaksudkan menunjukkan
kepada Daud, seorang muda yang kuat, gagah, dan memiliki otoritas/kuasa, namun
ia menyadari dan mengakui bahwa ia pernah mengalami ’PENGALAMAN GAGAL’ dalam
hidupnya. Ketika ia diperhadap kepada
tekanan hidup, ia mencoba mencari solusi diluar kehendak Tuhan, dan ternayata
ia gagal. Kegagalan dalam hidupnya dipergas dalam kalimat Firman Tuhan:
”singa-singa muda merana kelaparan.”
Beberapa
cara yang merupakan solusi ’gagal’ yang pernah Daud terapkan untuk memecahkan masalahnya, yaitu:
1.
Mencari
solusi terhadap masalahnya dengan cara menampilkan PERANGAI YANG BERBEDA
(Mazmur 34:1> 1 Samuel 21:13-15). Perangai adalah sifat batin
manusia yg mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan; watak, cara berbuat;
tingkah laku; kelakuan: cara khas seseorang dlm beraksi thd berbagai macam
fenomena; berkelakuan yg aneh-aneh (yg
tidak patut); bertingkah.
Daud menempatkan diri
sebagai ’orgil’ (orang gila atau kurang waras). Kenapa harus dengan perangai
orgil??? Contoh:
* kisah es dawet di pasar turi. *
kisah 1 pria & 2 wanita di
pojok JL.Anjasmoro. * Kisah pukulan tak
berisi dari seorang pemuda gagah di pasar genteng.
Alasan mengapa Daud tampil dengan perangai orgil:
Ø Karena orgil tidak ngerti krisis yang sedang terjadi
Ø Karena orgil
merasa nyaman dan tenang dgn kegilaannya
Hanya dua jenis orang yang tidak merasakan masalah: 1) orang mati 2) orgil.
Oleh karena itu, jangan pernah mengatasi masalah dengan masalah, atau
mengatasi masalah dengan solusi gila. Lebih gila lagi ada yang menganggap cara ini sebagai bagian dari tindakan
IMAN.... ya bisa jadi, tapi IMAN yang
ABNORMAL. Itu sebabnya, ada orang berusaha
memecahkan masalahnya dengan cara-cara gila/abnormal. Misalnya: ada seorang ibu karena permasalahan
ekonomi menyiramkan bensin ke tubuhnya bersama anaknya yang masih kecil, dan
kemudian membakar diri. Ada yang
meracuni anak-anaknya dengan racun tikus dan kemudian ia sendiri minum racun
yang sama sebaga cara cepat dan aman terhindar dari masalah. Ada yang melompat dari gedung tinggi besama
bayinya sebagai cara yang cepat dan aman agar tidak berlama-lama merasakan
pahitnya hidup. Refleksi: ketika kita masih merasakan yang namanya
masalah berarti kita adalah manusia yang benar2 HIDUP dan hidup benar2 Normal.
2.
Mencari
solusi terhadap masalahnya dengan CARA BERPIKIR BERANDAI-ANDAI(Mazmur 55:5-9) . Ia tidak bersikap realistis, tetapi
menggunakan solusi berandai-andai alias cara abu-abu (baca: tidak jelas) dalam memecahkan masalah. Saat itu Daud sedang menghadapi badai hidup
yang menghimpit seperti kegelisahan hati, kegentaran dan ketakutan, yang luar biasa. Situasi dan kondisi tersebut mendorong ia
memikirkan cara ini: ”Andaikan aku diberikan sayap seperti
merpati, maka aku akan terbang jauh mencari tempat yang tenang” . Jelas bahwa tujuan berandai-andai adalah agar
bisa merasakan aman dan tenang dalam hidup ini. Apakah dengan berandai-andai masalah dapat
dipecahkan atau diselesaikan? Tidak sama
sekali! Justru, kita tidak akan pernah
bisa maksimal dalam hidup ini kalau hanya berandai-andai. Jusru orang yang hidup berandai-andai bisa
jadi berani mengadaikan imannya. Berandai-andai bukanlah iman, bukan harapan
(optimisme hidup), bukan visi atau mimpi yang dikehendaki Tuhan, bukan solusi bagi pemasalahan-permasalahan
hidup...karena berandai-andai hanyalah ’khayalan semu’ yang tidak bermakna. Contoh: *seseorang yang menyesali hidupnya karena
tidak dilahirkan dari keluarga orang kaya atau pejabat atau keturunan presiden.
*Seorang ibu yang stress dan meracuni anaknya dan meracuni dirinya sendiri/ada
yang bakar diri bersama dengan anaknya, ada juga yang terjun dari gedung (seperti yg terjadi di plaza Darmo).
SOLUSI BAGI
PERMASALAHAN HIDUP
Firman
Tuhan menegaskan bahwa mencari solusi berdasarkan cara gila dan berandai-andai
ternyata tidak bisa merubah keadaan, maka di Mazmur 34:11b, merupakan penegasan kesadaran Daud bahwa ’MENCARI TUHAN
ADALAH SOLUSI YANG TEPAT DAN BENAR BAGI PERMASALAHAN HIDUP.” Bahkan dalam ayat tersebut menekankan janji
Tuhan kepada orang yang mencari Tuhan, yaitu ’TIDAK AKAN KEKURANGAN SESUATUPUN YANG
BAIK.” Kata ’tidak kekurangan’
berarti berkecukupan bahkan berkelimpahan. Kata ’baik” semakna dengan yang
tertulis dalam Roma 8:28 yang mengindikasikan kepada KEBAIKAN TUHAN, yaitu
kebaikan yang melebihi idealisme kebaikan yang dipikirkan, diidam-idamkan atau
didambahkan manusia.
Beberapa makna/arti
mencari TUHAN:
1). Mencari Tuhan
berarti memprioritaskan Tuhan.
Bandingkan Matius 6:33
”Carilah
dahulu Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya
, maka semuanya akan ditambah
kan kepadamu.” Kata ’carilah dahulu” memberikan penekanan yang kuat tentang esensi
prioritas. Sejauhmana seorang anak Tuhan
mengutamakan Tuhan dalam hidupnya, akan mementukan solusi bagi permasalahan
hidupnya, bahkan menetukan hasil atau janji berkat Tuhan yang akan
diperolehnya, yaitu: ”Tidak kekurangan
sesuatupun yang baik....!”
2). Mencari TUHAN
berarti menjadikan TUHAN pusat pujian dalam menghadapi masalah (ayat 2-4). Ini
yang dinamakan ’sikap hati atau kehidupan yang menyukakan hati Tuhan’ sekalipun
di tengah badai kehidupan. Contoh: sikap
saleh Ayub ketika menghadapi masalah yang pelik; konsistensi iman Yusuf ketika
diperlakukan tidak adil oleh saudara-saudaranya, kekuatan doa/spirit roh yang
menyala-nyala dalam beribadah ditengah ancaman dan fitnah yang diperhadapkan
kepada Daniel; bahkan ditengah eksesusi mati diperapian yang menyala-nyala
namun Sadrakh,Mesakh dan Abedneego tetap memuji Tuhan. Pembuktian Alkitab bahwa
pujian kepada Tuhan di tengah masalah menyebabkan kuasa Tuhan dinyatakan. Tidak
ada kamus logika yang bisa menjelaskan bahwa dengan pujian melalui musik yang
dimainkan Daud, DAPAT MENGUSIR KEKUATAN ROH JAHAT yang merasuk RAJA SAUL. Tidak
ada kamus logika yang dapat menjelaskan bagaimana Yosua bersama dengan umat
Israel yang dimpimpinnya bisa meruntuhkan TEMBOK YERIKHO dengan pujian . Ilustrasi: pengalaman pribadi melalui lagu/pujian. Kisah Bpk.Sparford dgn lagunya: ” It is well
with my soul” (versi baru dlm bhs Indonesia: Nyamnlah nyamanlah jiwaku). Dalam
buku nyanyian sepanjang masa: Kisah seorang pencuri yang bertobat melalui
pujian.
3). Mencari
TUHAN berarti mencari sumber jawaban
yang tepat untuk menghadapi masalah (ayat.5). Ada 2 tipikal anak Tuhan dalam mencari
jawaban: (1) mencari jawaban kilat dan
mendesak Tuhan berdasarkan keinginan dan waktu pribadi sekalipun sudah datang
pada sumber yang benar dan tepat yaitu Tuhan. Contoh: seorang ibu yang berniat minum
baigon untuk menghindari masalah. (2) mencari jawaban sesuai waktu
terbaik dari sumbernya, yaitu Tuhan.
4). Mencari TUHAN
berarti penyesuaian cara
pandang/paradigma kita dengan kehendak TUHAN (ayat.6). Perhatikan kata: ”tunjukanlah pandanganmu kepada-Nya...”, artinya: cara pandang yang fokus dan sesuai
dengan maksud TUHAN terhadap masalah yang kita hadapi. Yakobus
1:2 memberikan masukan pengertian bahwa cara pandang/paradigma yang sesuai
dengan kehendak Tuhan adalah seperti ini: ”Saudara-saudaraku,
anggaplah (apa yang kita lihat/cara
memandang) sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai
pencobaan, karena kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu menghasilkan
ketekunan... ” Konsekuensi psikisnya
adalah sebagaimana yang dikatakan Mazmur 34:6b: ”maka mukamu berseri seri dan tidak malu
tersipu sipu.” Artinya: ada suka cita, ada rasa nyaman dan aman,
sekalipun di tengah problematika hidup/
badai/pergumulan. Ilustrasi: Gambar batu karang di tengah
pantai, gelombang laut, cuaca buruk dan badai menerpa batu karang, namun seekor
burung tetap nyaman berada/berteduh diantara lubang batu karang itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar