Rabu, 29 Mei 2013



MENCARI TUHAN ADALAH SOLUSI
BAGI PERSOALAN HIDUP KITA
NATS MAZMUR 34:11

”Respon dan sikap yang tepat dalam pengambilan keputusan  akan sangat menentukan solusi pemecahan masalah-masalah kehidupan”
Ada seorang oma kelihatan sibuk mencari sesuatu, mulai dari ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dan sampai di dapur, tapi nampaknya yang dicari belum ketemu juga. Cucunya memperhatikan tingkah sang oma sebenarnya lagi ngapain kok sibuk banget...lalu cucunya bertanya kepada omanya: ”Oma...lagi nyari apa sih?”  Omanyapun menjawab:”Oma lagi nyari kacamatanya Oma, ngak tahu dimana! Cucunya, tertawa geli dan berkata: ”Oma...oma, kacamatanya oma itu masih terpasang di kepalanya Oma!”  Si oma memegang kepalanya:   ”O iya...ya, kacama Oma ternyata ada disini!!!”
          Manusia tidak lepas dari aktivitas mencari, karena sesungguhnya hidup ini adalah sebuah pencarian: mencari makna/arti hidup, mencari kedamaian dan kebahagiaan hidup, mencari solusi hidup, dsb. Kata ’mencari’ dalam teks ayat di atas, memberikan penekanan yang sangat kuat terhadap keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Ketika seseorang memutuskan untuk ’mencari’sesuatu, maka tentunya yang dicari adalah bagian yang penting, berharga, bernilai dan sangat dibutuhkan. Tidak ada dalam kamus kehidupan bahwa ketika seseorang memutuskan untuk mencari sesuatu, namun ia tahu bahwa yang ia cari adalah hal yang tidak penting , tidak bernilai, tidak dibutuhkan. Saya juga tidak pernah menemukan bahwa ketika seseorang memutuskan untuk ’mencari’ sesuatu, tetapi ia tidak tahu apa yang akan dicari. Setahu saya  adalah ketika  seseorang memutuskan untuk mencari sesuatu, karena ia tahu dan sangat menyadari bahwa apa yang ia cari itu penting, bernilai atau berharga dan sangat dibutuhkannya. 
PEMBAHASAN
          Sebelum membahas makna atau arti kata ”Mencari Tuhan”, ada kalimat yang ditegaskan Dalam Mazmur 34:11 yang sangat terkait dengan pengalaman hidup Daud dan problematika yang dihadapinya, yaitu pada kalimat: ”singa-singa muda merana kelaparan...” Kata ’singa-singa muda’ perlambang kekuatan, kegagahan, kekuasaan seorang muda.  Kata ini dimaksudkan menunjukkan kepada Daud, seorang muda yang kuat, gagah, dan memiliki otoritas/kuasa, namun ia menyadari dan mengakui bahwa ia pernah mengalami ’PENGALAMAN GAGAL’ dalam hidupnya.  Ketika ia diperhadap kepada tekanan hidup, ia mencoba mencari solusi diluar kehendak Tuhan, dan ternayata ia gagal. Kegagalan dalam hidupnya dipergas dalam kalimat Firman Tuhan: ”singa-singa muda merana kelaparan.”
 Beberapa cara yang  merupakan solusi ’gagal’  yang pernah Daud terapkan  untuk memecahkan  masalahnya, yaitu:
1.    Mencari solusi terhadap masalahnya dengan cara menampilkan PERANGAI YANG BERBEDA (Mazmur 34:1> 1 Samuel 21:13-15). Perangai adalah  sifat batin manusia yg mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan; watak, cara berbuat; tingkah laku; kelakuan: cara khas seseorang dlm beraksi thd berbagai macam fenomena;  berkelakuan yg aneh-aneh (yg tidak patut); bertingkah.
Daud menempatkan diri sebagai ’orgil’ (orang gila atau kurang waras). Kenapa harus dengan perangai orgil???   Contoh:  * kisah es dawet di pasar turi.  * kisah 1 pria  & 2 wanita di pojok  JL.Anjasmoro. * Kisah pukulan tak berisi dari seorang pemuda gagah di pasar genteng.
Alasan mengapa Daud tampil dengan perangai orgil:
Ø  Karena orgil tidak ngerti krisis yang sedang terjadi
Ø  Karena orgil  merasa nyaman dan tenang dgn kegilaannya
Hanya dua jenis orang yang tidak merasakan masalah: 1) orang mati    2) orgil.   Oleh karena itu, jangan pernah mengatasi masalah dengan masalah, atau mengatasi masalah dengan solusi gila. Lebih gila lagi ada yang menganggap  cara ini sebagai bagian dari tindakan IMAN.... ya bisa jadi,  tapi IMAN yang ABNORMAL.  Itu sebabnya, ada orang berusaha memecahkan masalahnya dengan cara-cara gila/abnormal.  Misalnya: ada seorang ibu karena permasalahan ekonomi menyiramkan bensin ke tubuhnya bersama anaknya yang masih kecil, dan kemudian membakar diri.  Ada yang meracuni anak-anaknya dengan racun tikus dan kemudian ia sendiri minum racun yang sama sebaga cara cepat dan aman terhindar dari masalah.  Ada yang melompat dari gedung tinggi besama bayinya sebagai cara yang cepat dan aman agar tidak berlama-lama merasakan pahitnya hidup. Refleksi:  ketika kita masih merasakan yang namanya masalah berarti kita adalah manusia yang benar2 HIDUP dan hidup benar2  Normal. 
2.    Mencari solusi terhadap masalahnya dengan CARA BERPIKIR BERANDAI-ANDAI(Mazmur 55:5-9) .  Ia tidak bersikap realistis, tetapi menggunakan solusi berandai-andai alias cara abu-abu (baca: tidak jelas) dalam memecahkan masalah.  Saat itu Daud sedang menghadapi badai hidup yang menghimpit seperti kegelisahan hati, kegentaran dan ketakutan,  yang luar biasa.  Situasi dan kondisi tersebut mendorong ia memikirkan cara ini:  ”Andaikan aku diberikan sayap seperti merpati, maka aku akan terbang jauh mencari tempat yang tenang” .  Jelas bahwa tujuan berandai-andai adalah agar bisa merasakan aman dan tenang dalam hidup ini.  Apakah dengan berandai-andai masalah dapat dipecahkan atau diselesaikan?  Tidak sama sekali!  Justru, kita tidak akan pernah bisa maksimal dalam hidup ini kalau hanya berandai-andai.  Jusru orang yang hidup berandai-andai bisa jadi berani mengadaikan imannya. Berandai-andai bukanlah iman, bukan harapan (optimisme hidup), bukan visi atau mimpi yang dikehendaki Tuhan,  bukan solusi bagi pemasalahan-permasalahan hidup...karena berandai-andai hanyalah ’khayalan semu’ yang tidak bermakna. Contoh:  *seseorang yang menyesali hidupnya karena tidak dilahirkan dari keluarga orang kaya atau pejabat atau keturunan presiden. *Seorang ibu yang stress dan meracuni anaknya dan meracuni dirinya sendiri/ada yang bakar diri bersama dengan anaknya, ada juga yang terjun dari  gedung (seperti yg terjadi di plaza Darmo).

SOLUSI BAGI PERMASALAHAN HIDUP
           Firman Tuhan menegaskan bahwa mencari solusi berdasarkan cara gila dan berandai-andai ternyata tidak bisa merubah keadaan, maka di Mazmur 34:11b, merupakan penegasan kesadaran Daud bahwa ’MENCARI TUHAN ADALAH SOLUSI YANG TEPAT DAN BENAR BAGI PERMASALAHAN HIDUP.”  Bahkan dalam ayat tersebut menekankan janji Tuhan kepada orang yang mencari Tuhan, yaitu ’TIDAK AKAN KEKURANGAN SESUATUPUN YANG BAIK.”  Kata ’tidak kekurangan’ berarti berkecukupan bahkan berkelimpahan. Kata ’baik” semakna dengan yang tertulis dalam Roma 8:28 yang mengindikasikan kepada KEBAIKAN TUHAN, yaitu kebaikan yang melebihi idealisme kebaikan yang dipikirkan, diidam-idamkan atau didambahkan manusia.

     Beberapa makna/arti mencari TUHAN:
              1). Mencari Tuhan berarti memprioritaskan Tuhan.   Bandingkan Matius 6:33
   ”Carilah dahulu  Kerajaan Allah dan Kebenaran-Nya , maka semuanya akan ditambah
                 kan kepadamu.”   Kata ’carilah dahulu”  memberikan penekanan yang kuat tentang esensi prioritas.  Sejauhmana seorang anak Tuhan mengutamakan Tuhan dalam hidupnya, akan mementukan solusi bagi permasalahan hidupnya, bahkan menetukan hasil atau janji berkat Tuhan yang akan diperolehnya, yaitu: ”Tidak kekurangan sesuatupun yang baik....!”
2). Mencari TUHAN berarti menjadikan TUHAN pusat pujian dalam menghadapi masalah (ayat  2-4).  Ini yang dinamakan ’sikap hati atau kehidupan yang menyukakan hati Tuhan’ sekalipun di tengah badai kehidupan.  Contoh: sikap saleh Ayub ketika menghadapi masalah yang pelik; konsistensi iman Yusuf ketika diperlakukan tidak adil oleh saudara-saudaranya, kekuatan doa/spirit roh yang menyala-nyala dalam beribadah ditengah ancaman dan fitnah yang diperhadapkan kepada Daniel; bahkan ditengah eksesusi mati diperapian yang menyala-nyala namun Sadrakh,Mesakh dan Abedneego tetap memuji Tuhan. Pembuktian Alkitab bahwa pujian kepada Tuhan di tengah masalah menyebabkan kuasa Tuhan dinyatakan. Tidak ada kamus logika yang bisa menjelaskan bahwa dengan pujian melalui musik yang dimainkan Daud, DAPAT MENGUSIR KEKUATAN ROH JAHAT yang merasuk RAJA SAUL. Tidak ada kamus logika yang dapat menjelaskan bagaimana Yosua bersama dengan umat Israel yang dimpimpinnya bisa meruntuhkan TEMBOK YERIKHO dengan pujian .  Ilustrasi: pengalaman pribadi melalui lagu/pujian.  Kisah Bpk.Sparford dgn lagunya: ” It is well with my soul” (versi baru dlm bhs Indonesia: Nyamnlah nyamanlah jiwaku). Dalam buku nyanyian sepanjang masa: Kisah seorang pencuri yang bertobat melalui pujian.
3). Mencari TUHAN  berarti mencari sumber jawaban yang tepat untuk menghadapi masalah (ayat.5).  Ada 2 tipikal anak Tuhan dalam mencari jawaban:  (1) mencari jawaban kilat dan mendesak Tuhan berdasarkan keinginan dan waktu pribadi sekalipun sudah datang pada sumber yang benar dan tepat yaitu Tuhan. Contoh: seorang ibu yang berniat minum baigon untuk menghindari masalah. (2) mencari jawaban sesuai waktu terbaik dari sumbernya, yaitu Tuhan.
4). Mencari TUHAN berarti  penyesuaian cara pandang/paradigma kita dengan kehendak TUHAN (ayat.6).  Perhatikan kata: ”tunjukanlah pandanganmu kepada-Nya...”, artinya: cara pandang yang fokus dan sesuai dengan maksud TUHAN terhadap masalah yang kita hadapi.  Yakobus 1:2 memberikan masukan pengertian bahwa cara pandang/paradigma yang sesuai dengan kehendak Tuhan adalah seperti ini: ”Saudara-saudaraku, anggaplah (apa yang kita lihat/cara memandang) sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, karena kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan... ”  Konsekuensi psikisnya adalah sebagaimana yang dikatakan Mazmur 34:6b: ”maka mukamu berseri seri dan tidak malu tersipu sipu.” Artinya: ada suka cita, ada rasa nyaman dan aman, sekalipun  di tengah problematika hidup/ badai/pergumulan.  Ilustrasi: Gambar batu karang di tengah pantai, gelombang laut, cuaca buruk dan badai menerpa batu karang, namun seekor burung tetap nyaman berada/berteduh diantara lubang batu karang itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar