MUTIARA
SUKSES
(Sebuah
Refleksi Rohani dibalik Kesuksesan Zakheus)
________________________________________________________________
Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah
terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham”
(Lukas 19:9)
“Sukses
adalah sebuah pencapaian” demikian bunyi salah satu iklan TV. Secara filosofi
kerja, memang untuk mencapai sukses maka yang dibutuhkan adalah kerja keras dan
kecerdasan optimal dari pelakunya. Namun, dari segi arti atau makna kata
sukses, Alkitab memberikan pemahaman spesifik serta rinci bahwa sukses bukan hanya
sekedar sebuah pencapaian secara materi, kedudukan, popularitas dan prestise
seseorang. Sebab, belum tentu yang dicapai manusia dapat dikategorikan sebagai
“success in life.” Berikut adalah
ulasan mengenai kebenaran tentang “success
in life” bagaikan mutiara indah yang ditemukan oleh seorang yang bernama
Zakheus.
Bicara
arti sukses dan orang sukses, maka kisah hidup Zakheus sangat menarik
dicermati. Menariknya adalah bahwa Zakheus disebut sebagai orang sukses bukan
pada waktu ia mencapai kedudukan tinggi sebagai kepala pemungut cukai dan
terkenal sebagai orang kaya. Dalam terjemahan Yunani disebut architelones yaitu kepala penagih pajak
yang kaya. Justru, memiliki jabatan dan kekayaan tidak membuat Zakheus hidup
sejahtera. Inikah yang disebut dengan sukses sementara Zakheus berada pada situasi
“my life is empty” akibat dari sebuah fenomena real yang dirasakan seperti
cambuk yang melukai tubuh atas image negatif dan caci
maki publik berkenaan dengan tugasnya sebagai kepala penagih pajak. Di
tahap ini, Zakheus justru bisa dikatakan gagal mencapai kehidupan bermakna yang
mewakili sebuah sukses. Sesungguhnya babak baru kesuksesan Zakheus dimulai dari
perjumpaan pribadi dengan Yesus.
Perjumpaan pribadi
Zakheus dengan Yesus adalah sukses yang tidak ternilai harganya. Melalui pergumulan atas sebuah pertanyaan:
“orang apakah Yesus” itulah dasar hidup sukses yang ditemukan Zakheus.
Sebagaimana yang dikatakan Yesus: “Hari
ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak
Abraham” (Lukas 19:9). Kata-kata Yesus adalah bagaikan mutiara indah yang
menghiasi sisi penting dari kehidupan manusia sebagai sukses secara jasmaniah maupun
rohaniah. Apa maksud dari pernyataan tersebut? Bila ditelusuri, sebutan sebagai
anak Abraham berkaitan dengan pemberian berkat Tuhan kepada Abraham dan anak
cucunya karena imannya kepada Allah yang diikat dalam sebuah perjanjian. Berkat
Abraham di antaranya: menjadi bangsa yang besar, anak cucu diberkati oleh
Tuhan, dan menjadi berkat bagi segala bangsa. Demikianlah warisan berkat
Abraham turun di dalam kehidupan Zakheus yang disebut sebagai anak Abraham
(secara rohaniah) karena iman/kepercayaannya kepada Yesus Kristus. Sedangkan
kata “keselamatan” sesuai dengan arti dalam bahasa asli Yunani mencakup
keselamatan jiwani, kebahagiaan, kesejahteraan, kedamaian, sukacita, kesehatan,
kesembuhan (jasmani-rohani), dan mengayoman hidup secara Ilahi. Pengakuan Yesus perihal keselamatan dan
pemberian hak istimewa (privilege)
sebagai anak Abraham inilah yang merupakan mutiara sukses atau disebut “success in life” atau sebagai “true success” yang
dianugerahkan Tuhan di dalam kehidupan Zakheus. Sukses tersebut jelas bukanlah
hasil pencapaian dari kerja keras, kecakapan, keahlian/skill, profesionalitas,
kemampuan intelektualitas, kekuatan relasi,dsb, dan untuk hal ini apapun usaha
yang dilakukan manusia tidak akan pernah bisa mendapatkannya terkecuali Tuhan
berkenan menganugerahinya. Dengan demikian dari segi arti/makna secara
alkitabiah bahwa sukses bukanlah sebuah hasil pencapaian dari kreasi manusia,
akan tetapi sukses adalah sebuah anugerah kepada seseorang yang berhak
mendapatkannya sesuai dengan kehendak Tuhan (hasil kreasi dan pemberian Allah).
Refleksi
Rohani Kesuksesan Zakheus
Sukses
Zakheus semata-mata karena anugerah Tuhan. Namun demikian, untuk menemukan
“mutiara sukses” tersebut Zaheus tidak bersikap pasif melainkan pro-aktif
mengukir prestasi rohani yang dimulai dari rasa penasarannya tentang “orang apakah Yesus?” Berusaha untuk mendapatkan jawaban atas
pertanyaan tentang “orang apakah Yesus” itulah yang merupakan kata kunci
bagi Zakheus menemukan mutiara sukses. Sikap pro-aktif Zakheus
direfleksikan dalam tindakan-tindakan rohani sebagai berikut yang memberikan pelajaran
bermanfaat bagi kita, yaitu:
1.
Melepaskan atribut pribadi.
Tindakan awal dalam pilihan dan keputusan yang benar pada saat yang tepat
adalah pembuka jalan menuju sukses sejati. Zakheus berani melepaskan atribut
pribadi sebagai kepala pemungut cukai, orang kaya, pintar, dan populer hanya
untuk melihat “orang apakah Yesus”. Perjumpaan pribadi dengan Yesus merupakan
momentum yang paling berharga atau terpenting dalam kehidupan Zakheus. Mengapa?
Sebab tidak mudah bagi seorang yang memiliki kekudukan atau jabatan, kekayaan
serta kepintaran segera sadar bahwa masih ada orang lain yang lebih penting
darinya. Sebisanya ia akan membuat tembok pemisah bagi dirinya sendiri dan
tidak membutuhkan orang lain. Dalam hal ini karakter yang dominan adalah eksplorasi
gaya hidup yang egois, tinggi hati atau sombong. Itulah sifat asli Zakheus. Akan
tetapi, kali ini Zakheus berbeda, sebab ia telah mengambil langkah yang kontras
dengan perilaku aslinya, yaitu melihat Yesus lebih penting dari dirinya. Kini
ia datang dengan kesadaran dan kerendahan hatinya, serta menempatkan Yesus sebagai
prioritas dan pusat hidupnya. Zakheus memandang bahwa Yesus adalah Pribadi special (terpenting) dalam hidupnya.
Melepaskan atribut pribadi adalah sukses pertama bagi pembentukan penundukan
diri atau kerendahan hati dari seorang Zakheus.
Pada point
pertama ini Anda sedang belajar bahwa secara rohani sukses sejati adalah sebuah
keputusan untuk menjadi pribadi yang serupa dengan Kristus dalam penundukan
diri atau kerendahan hati (dimulai dari dalam diri Anda). Caranya adalah mau
melepaskan atribut-atribut pribadi yang rentan dengan keegoisan, kesombongan (tinggi
hati) dan datang kepada Yesus dengan kemurnian atau hati yang seutuhnya. Melepaskan atribut pribadi dan memandang
bahwa Yesus adalah Pribadi yang paling terpenting dalam hidup Anda adalah
sebuah sukses yang tidak ternilai harganya.
2.
Mentalitas pejuang. Sukses tidak akan pernah
datang tanpa ada usaha dan perjuangan. Orang sukses adalah mereka yang memiliki
mentalitas pejuang agar kuat menghadapi rintangan. Mentalitas pejuang adalah kekuatan hati yang
selalu berusaha dan berani menghadapi rintangan apapun itu untuk meraih sesuatu
yang bernilai lebih atau bermutuh tinggi dalam hidup ini. Postur tubuh Zakheus
yang pendek, kerumunan orang banyak yang merintangi jalannya, bisa saja menjadi
alasan untuk berhenti berjuang atau berusaha. Namun tidak bagi Zakheus, justru
ia semakin menunjukkan kegigihan perjuangan atau usaha dengan berlari menggapai
apa yang menjadi kerinduannya yaitu melihat Yesus face to face. Tindakan memanjat pohon
adalah bagian dari perjuangan atau usaha selanjutnya menghadapi rintangan
tersebut. Ia berjuang dengan hati yang teguh, semangat dan harapan besar dengan
mata yang tertuju kepada Yesus, sehingga Zakheus mampu melewati setiap rintangan
yang ada. Dalam hal ini, Yesus mengerti apa yang menjadi kerinduan hati Zakheus
dan apa yang sedang diperjuangkannya, sehingga dalam kemahatahuan-Nya, Yesus
berkata dengan langsung menyebut nama: “Zakheus,
segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Perjuangan atau usaha Zakheus adalah suatu
pencarian makna dan tujuan hidup yang disadarinya hanya ada di dalam Kristus
Yesus. Perjuangan ini membuat Zakheus semakin mengenal “orang apakah
Yesus.” Mentalitas pejuang adalah sukses kedua Zakheus menghadapi dan mengatasi
pelbagai rintangan kepada pencapaian makna/arti hidup di dalam Yesus.
Pada point kedua ini Anda
sedang belajar bahwa sukses adalah menjalani hidup dalam tujuan Allah (bergerak
sesuai dengan rencana-Nya). Orang sukses
adalah orang yang tidak hanya berjuang demi pencapaian materi atau kedudukan,
akan tetapi berjuang agar mendapatkan tempat di hati Yesus. Bagi Yesus,
sangat mudah memberikan peluang atau kesempatan sukses secara jasmaniah, akan
tetapi meraih hati Yesus perlu Anda perjuangan untuk mendapatkannya. Bila Anda
bisa meraih hati Yesus, maka itulah sukses sesungguhnya yang menjadikan hidup
Anda bermakna (bernilai kekal) dan memiliki tujuan pasti.
3. Rekonsiliasi pribadi.
Penyambutan dan penerimaan dengan hati bersukacita adalah bentuk dari
rekonsiliasi pribadi yang dilakukan Zakheus terhadap Yesus. Modusnya adalah
dimulai dari hati yang terbuka kepada Yesus yang dimotivasi dengan kerinduan
untuk melihat Pribadi-Nya, dan kemudian menyambut serta menerima Yesus secara special di “rumah hatinya.” Inilah
bagian dari cara Zakheus mengekspresikan tindakan berdamai (berekonsiliasi)
dalam iman dan kasih kepada Yesus.
Mengapa? karena melihat dari latar belakangnya sebagai kepala pemungut
cukai dan orang kaya, maka acap kali yang menjadi problemnya adalah seputar
penyambutan dan penerimaan. Artinya, tidak mudah bagi Zakheus membuka diri atau
hatinya kepada orang lain, apalagi terhadap orang yang tidak begitu ia kenal.
Orang seperti Zakheus hatinya sudah “membatu”. Namun, terhadap Yesus sebagai
“orang yang tidak begitu ia kenal” (sebagaimana pertanyaan yang muncul dari
dirinya “orang apakah Yesus”), justru respons dan reaksinya berbeda. Zakheus
bukan hanya ingin melihat Yesus secara khasad mata, akan tetapi lebih dalam
lagi mau mengenal-Nya secara pribadi. Tindakan Zakheus tersebut menjelaskan
bahwa hatinya cepat menjadi lunak ketika mendengar nama Yesus. Bahkan setelah mengalami perjumpaan dengan
Yesus dan mengenalnya secara pribadi, Zakheus tidak serta merta menjadikan
Yesus sebagai partner atau mitra kerja dalam rangka pengembangan pelayanan
pajak agar bebas dari image korup, demo atau ketidaksukaan masyarakat. Akan
tetapi, Yesus ditempatkan sebagai Tuhan yang mengubahkan jalan hidupnya
menjadi baru. Dengan demikian, rekonsiliasi
pertama terjadi ketika Zakheus ingin melihat dan mengenal Yesus secara pribadi,
dan peneguhannya pada saat ia menyambut dan menerima dengan sukacita akan kehadiran Yesus di rumahnya.
Rekonsiliasi pribadi adalah sukses ketiga Zakheus dalam membangun relasi serta
pengenalan seutuhnya terhadap sumber sukses yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Di point ketiga ini Anda
sedang belajar bahwa sukses adalah
berdamai dengan Allah (bentuk dari kesadaran bahwa kehadiran Allah di dalam
hidup sangat dibutuhkan; menggambarkan bentuk dari sikap rendah hati,
pertobatan pribadi, iman dan kasih kepada Yesus). Rekonsiliasi pribadi dengan Yesus adalah sebuah sukses dalam relasi
spiritual yang memiliki nilai kekekalan yang tentu tidak sebanding dengan nilai
uang dan kedudukan yang ada di dunia ini.
4. Komitmen berubah. Jalan menuju sukses sejati harus melalui komitmen untuk
berubah. Tanpa perubahan pribadi, maka tidak akan ada sukses sejati. Pernyataan
Zakheus untuk memberikan setengah dari miliknya kepada orang miskin, mengganti
empat kali lipat apabila ada orang yang ia peras, menunjukkan sebuah komitmen
perubahan itu. Hal tersebut dilakukannya dengan kesadaran penuh, sekalipun
orang lain masih memandang bahwa dirinya adalah orang berdosa. Siapa sih yang
tidak pernah melakukan kesalahan atau dosa? Tanpa orang lain membuka sifat
keberdosaannya pun, Zakheus sudah menyadari bahwa dirinya adalah orang berdosa.
Oleh karena itu, Zakheus tidak memusingkan penilaian orang lain terhadap
dirinya, sebab ia yakin bahwa apabila Yesus bersedia menumpang dirumahnya, itu
pertanda bahwa Yesus mau menerima dirinya apa adanya dan mengampuni segala
kesalahan dan dosa-dosanya. Terpenting dari apa yang dilakukan Zakheus adalah
komitmen dan pembuktian dari perubahan itu. Komitmen untuk berubah adalah
sukses keempat Zakheus dalam hal pembenahan diri dari sikap eksklusif,
egosentris dan tamak menjadi pribadi yang suka memberi/membagi atau care terhadap orang lain.
Di point ketiga ini Anda
sedang belajar bahwa sukses adalah kehidupan yang diubahkan (perubahan
karakter) dan kemauan membawa perubahan (menjadi berkat). Perubahan
pribadi menjadi lebih baik dan membawa perubahan kebaikan untuk orang lain
adalah sebuah sukses yang harganya tidak dapat dibandingkan dengan harta atau
kedudukan yang paling tinggi sekalipun yang ada di dunia ini.
Kesimpulan
Sukses
sejati bagaikan mutiara terindah yang Tuhan anugerahkan kepada Zakheus. Namun
bukan berarti Zakheus yang memperoleh anugerah tersebut bersikap apatis,
melainkan ada kiat-kiat khusus untuk melakukan perubahan serta berjuang
menemukan makna dan tujuan hidup di dalam Kristus. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tolak ukur sukses bukan kepada seberapa besar harta dan
kedudukan yang Anda raih dan miliki, seberapa popularitas serta prestise yang sudah
dicapai, akan tetapi seberapa lapang hati Anda disediakan untuk Tuhan Yesus Kristus.
Sebab, pencapaian apapun di luar Kristus, itu bukanlah sukses sejati. Hanya Yesuslah
mutiara sukses sejati bagi kehidupan Anda!
Pendek kata bahwa sukses sejati adalah Anda di dalam Yesus dan Yesus di
dalam Anda. Soli Deo Gloria.
* *
* * * * * * * * * * * * *
SUKSES BUKANLAH PENCAPAIAN MATERI, KEDUDUKAN, POPULARITAS DAN PRESTISE,.
AKAN TETAPI SUKSES ADALAH ANDA DI DALAM YESUS DAN HIDUP ANDA YANG MEMBAWA
DAMPAK ATAU MAKNA BERKAT BAGI ORANG
LAIN. ITULAH SUKSES SEJATI, MUTIARA SUKSES ANDA YANG BERNILAI KEKAL!
RAHASIA BERKAT DIBALIK KESULITAN KITA
(Ulangan 8:2a)
Pendahuluan
Berbicara tentang
kesulitan, orang akan berpikir begini: “Kesulitan ibarat bom waktu yang
mematikan, kesulitan adalah sebuah ancaman bagi hidup, kesulitan merupakan
penghambat menuju tujuan, kesulitan adalah sebuah kegagalan, kesulitan adalah
penutup peluang di depan, penghancur masa depan, dsb.” Dengan kata lain bahwa
KESULITAN adalah HAL BURUK YANG SANGAT MERUGIKAN KEHIDUPAN.
Ilustrasi: ada sebuah gambar foto yang saya lihat,
gambar A menunjukkan kecelakaan sebuah mobil yang menabrak trotoar yang
diakibatkan karena jalannya rusak dan berlubang. Gambar B menunjukkan jalan tol
yang mulus akan tetapi terjadi tabrakan mobil beruntun (lebih dari 10 mobil)
yang memakan korban. Yang ingin saya katakan bahwa selama ini orang berpikir
bahwa di jalan tol itu mulus pasti bebas hambatan atau tidak ada kesulitan,
akan tetapi faktanya tetap saja terjadi kecelakaan parah.
Dengan kata lain,
bahwa setiap jalan hidup kita pasti ada kesulitan. Namun demikian, pernakah
kita berpikir bahwa kesulitan bisa membawa kita kepada jalan berkat? Apakah itu
mungkin? Ya, untuk itu mari kita belajar dari kebenaran Firman Tuhan yang
menyingkap rahasia berkat dibalik setiap kesulitan kita.
Pembahasan
Dalam Ulangan 8:2a
“ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kau lakukan atas kehendak Tuhan,
Allahmu, dipadang gurun selama 40 tahun.”
Perhatikan bahwa di ayat ini ada inisiatif Allah (dalam kata “atas
kehendak Tuhan, Allahmu” untuk menciptakan situasi yang pasti tidak disukai
oleh umat Tuhan (orang Israel). Saya sebut situasi ini sebagai “SEBUAH
KESULITAN.” Kenapa sulit? Jawabannya
karena ada 3 alasan yaitu:
1. Sulit karena
secara waktu sangat lama yaitu selama 40 tahun harus berjalan berputar-putar di
padang gurun (pada hal jarak tempuh menuju tanah Kanaan tanpa melalui padang
gurun hanya beberapa tahun saja).
2. Sulit karena medan
yang ditempuh sangat berat dan berbahaya yaitu padang gurun (Berat sebab tidak
ada tempat perteduhan: bila panas kepanasan, bila dingin kedinginan; dan
dikatakan berbahaya karena banyak binatang berbisa seperti kalajengking, ular,
dsb).
3. sulit karena tidak
ada air untuk diminum (tanahnya gersang, kering, tidak ada pohon atau
tumbuh-tumbuhan untuk menampung air) dan pasti tidak ada makanan.
Pertanyaanya: Mengapa
Tuhan membuat perjalanan umat Tuhan TERASA SULIT ATAU MENJADI SULIT? Penjelasan
Firman Tuhan hari ini Saya yakin akan mematahkan pemikiran-pemikiran pesimis,
takut, kuatir, putus asa, tatkala menghadapi kesulitan.
ADA KALIMAT PENTING YANG DITEKANKAN DALAM ULANGAN 8:2a
yaitu: “DENGAN MAKSUD.” Kata ini bicara
tentang tujuan Allah melalui kesulitan yang sengaja Tuhan adakan bagi umatNya.
Apa maksud Allah atau apa tujuan Allah dibalik kesulitan-kesulitan umat Tuhan?
Ada beberapa rahasia berkat (saya sebutkan demikian) dibalik
kesulitan-kesulitan kita yang Tuhan mau kita mengalaminya, yaitu:
1. Kesulitan adalah sarana yang dipakai Allah
untuk membentuk paradigma dan mentalitas hati
kita terfokus kepada Kebenaran Allah
(baca di ayat 2b-3, 5, 6). Perhatikan kata-kata
“Berpegang pada perintahNya”, “hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya”, “manusia
hidup dari segala yang diucapkan Tuhan. Seperti seorang ayah mengajari anaknya,
semua itu berbicara tentang Kebenaran Allah.” Situasi yang sulit, disatu sisi
bisa membawa kita kepada kebingungan
untuk memilih, memutuskan dan melakukan
sesuatu. Apalagi soal penghidupan atau
kebutuhan jasmani. Akan tetapi, disisi yang lain justru ditengah-tengah situasi
sulit dan sepertinya dibiarkan kita lapar, namun Tuhan mau kita sadar dan
mengerti bahwa manusia bukan hanya hidup dari roti saja akan tetapi dari segala
yang diucapkan Tuhan (ayat 3).
Hal senada yang Yesus
sampaikan sebagaimana tertulis dalam Matius 3:7b, “Manusia hidup bukan dari
roti saja, tetapi dari setiap firman yang ke luar dari mulut Allah.” Kebenaran
yang Tuhan sampaikan dibagian ini adalah:
faktor penentu kehidupan bukan terletak pada makanan terlezat dan bergizi
tinggi yang kita makan atau minuman tersehat dan tersegar yang kita minum
(secara jasmani), akan tetapi ditentukan oleh Firman Tuhan pemberi kehidupan.”
Mengapa begitu? Lalu, apa kaitannya dengan kesulitan secara jasmani?
Penjelasannya adalah bahwa kesulitan jasmaniah didatangkan Tuhan dengan maksud
untuk membawa umatNya beralih dari paradigma jasmaniah (fana) ke rohaniah
(kekal), ingin membentuk MENTALITAS HATI yang tadinya berorientasi kepada
hal-hal fana saja menjadi terfokus kepada hal-hal yang bersifat kekal yaitu di
dalam Kebenaran Allah. Untuk itulah Firman Tuhan berkata: “Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu” Matius 6:33. Apa yang dicari dahulu??? Kerajaan Allah dan
kebenarannya, itulah Firman Tuhan (Alkitab) atau Perkataan Allah yang hidup. Di
ayat sebelumnya (ayat 25b) dikatakan: “Bukankah hidup itu lebih dari makanan…”
(artinya: hidup tidak ditentukan oleh makanan jasmaniah saja, akan tetapi
terpenting adalah makanan rohani yaitu Kebenaran Allah atau Firman Tuhan).
2. Kesulitan membuka ruang bagi mujizat Tuhan/keajaiban Tuhan
dinyatakan kepada kita (Ulangan 8:4).
Biasanya pakaian yang
kita pakai bertahan 1-2 tahun; sementara orang yang sekalipun biasa jalan kaki
(dalam konteks olah raga) paling hanya beberapa jam saja, akan tetapi setiap
hari berjalan kaki dibawah terik matahari dan dinginnya malam itu hanya orang Israel
yang pernah melakukannya.
Ulangan 7:19
menyatakan bahwa pencobaan-pencobaan (bicara tentang kesulitan/ masalah)
DIPAKAI TUHAN untuk membawa umatNya ke luar dari perbudakan Mesir. Pelajaran
yang bisa kita dapatkan adalah bahwa BILA KESULITAN MENERPA HIDUP KITA ITU
TANDANYA MUJIZAT TUHAN TELAH DEKAT DENGAN KITA.
3. Kesulitan membawa kita semakin merasakan/mengalami kepemimpinan
Tuhan secara ajaib (Ulangan 8:15-16).
Sadar atau
tidak, ketika seseorang berada di area
yang aman-aman saja, segala sesuatunya berjalan mulus tanpa ada kesulitan, maka
ia menyepelekan arti kepemimpinan/penyertaan Tuhan. Ini adalah sifat dasar
manusia yang tidak bisa dipungkiri.
Untuk mengajari dan
membentuk kedewasaan rohani manusia, maka diwaktu tertentu Tuhan sengaja membuat
perjalanan kita menjadi sulit dengan maksud agar kita sadar bahwa apapun
keadaannya kita harus tetap hidup dalam pimpinan/penyertaan Tuhan. Ketahuilah bahwa dibalik kesulitan ada kebaikan yang akan Tuhan buat untuk kita
(baca ayat 16 kalimat terakhir: “untuk berbuat baik kepadamu akhirnya.” Dengan
atalain, misi kesulitan apabila itu atas kehendak atau seijin Tuhan, maka
endingnya adalah kebaikan bagi kita.
4. Kesulitan merupakan
jalan masuk berkat Tuhan bagi kita
(Ulangan 8:17).
Ayat ini mewakili
berkat dalam segala pekerjaan tanganmu (bisnis/usaha, profesi, kreatifitas,
dsb). Pemikirannya begini: mencari
pekerjaan itu sulit, bekerja demi
mendapatkan hasil lebih sulit lagi, membangun usaha/bisnis itu tidak gampang,
mengelolah usaha juga ada kesulitan tersendiri, dsb.
Dengan kata lain, bahwa kita hidup tidak lepas
dari yang namanya KESULITAN ini, akan tetapi, bila melalui kesulitan itu
paradigma dan mentalitas hati kita dibentuk sehingga terfokus kepada Kebenaran
Allah, maka kita akan mengalami mujizat, kempemipinan Tuhan dan
berkat-berkatNya yang terjadi secara ajaib.
Ilustrasi: hidup seperti tangga nada dari do
(1) rendah sampai ke do (1) tinggi.
Setiap nada adalah sebuah harmonisasi, memperoduksi suara yang indah.
Demikianlah hidup kita, terkadang nada terendah atau nada dasar, dan untuk
mencapai nada tinggi kita harus menaiki nada berikutnya. Akan tetapi, bila
dilakukan dengan benar maka setiap nada kehidupan kita akan selalu indah.
Seperti itulah hidup yang tidak lepas dengan makna seni. Namun, bila hidup kita mengalir dalam irama
Tuhan maka itu akan melahirkan nyanyian syukur dan membawa kita melihat
keajaiban Tuhan.
Coba perhatikan di
Alkitab, adakah orang-orang yang mengalami mujizat Tuhan tanpa ada masalah
dalam hidupnya? Tidak kan? Faktanya
adalah semua orang yang mengalami mujizat Tuhan adalah orang-orang yang telah
melewati masa-masa sulit dalam hidupnya.
Kesimpulan
Kekasih Tuhan, jangan pernah mengeluh menghadapi realitas hidup ini. Apalagi kita adalah orang-orang yang percaya
kepada Yesus Kristus, Tuhan yang Maha
Dahsyat, Allah yang dapat diandalkan,
sumber pertolongan kita. Oleh karenanya,
apapun masalah yang Saudara alami, jangan bingung ataupun putus asa, kuatkan
kepercayaanmu kepadaNya dan tetap hidup dalam kebenaran Tuhan... niscaya pasti
ada solusi, mujizat atau berkat dibalik kesulitan yang Saudara alami. Salam
“unlimited” dari Tuhan Yesus.
********
I